SHALAT DAPAT MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH SWT
"Setiap hari kita "sholat"
di atas sajadah bermunajat dan bermohon kepada Allah, ruku' dan sujud,
seharusnya membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari."
Seharusnya, "sholat"
yang kita lakukan dapat terimplementasikan dalam bentuk nyata
kehidupan, alias dimanifestasikan dalam setiap gerak dan nafas, maka
seharusnya dapat membawa karakter kesabaran, sehingga kesabarannya tidak
terkalahkan oleh nafsu yang membara.
Dampak positif "sholat" dalam kehidupan sehari-hari:
1. Setiap orang yang "sholat"
seharusnya sadar akan takdir yang datang dari Allah. Hal ini
sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Anam Ayat 59:
'Tidak sehelai daunpun yang jatuh dari tangkainya melainkan
sepengetahuan Dia (Allah)'.
2. "Sholat" dapat
dijadikan sebagai penolong bagi orang yang beriman dalam bersikap dalam
kehidupan sehari-harinya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Surat
Al-Baqarah Ayat 153: 'Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
"sholat" sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.'
3. Orang yang melakukan "sholat",
apabila dikecewakan oleh sesuatu peristiwa, seharusnya segera berkata
Innalillahi Wa Innailaihi Roji'un - Aku dari Allah dan akan kembali
kepadanya.'; sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 155.
4.
Dan segera mengucapkan Lahaula Wala Kuuwata Illa Billah Hil Aliyyil
Adzim -- 'Tidak ada yang memiliki kekuatan kecuali yang maha tinggi dan
maha agung'; sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Kahfi Ayat 39.
5. Orang yang mendirikan "sholat"
harus mempunyai dampak dari atsarissujud sebagaimana dijelaskan dalam
Surat Al-Fath Ayat 29: '... kalian lihat mereka ruku' dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda mereka terlihat pada muka
mereka dari bekas sujud.'
6.Yang dimaksud bekas sujud
adalah merujuk kepada Surat Al-Mukminun Ayat 1-5: 'Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk
dalam "sholat"nya dan orang-orang yang menjauhkan diri
dari yang tidak berguna dan orang-orang menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya'.
7. Orang-orang yang mendirikan "sholat" harus mampu dan mau meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan munkar, marah-marah yang bukan pada tempatnya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surat Al-Ankabut Ayat 45: 'Sesungguhnya "sholat" itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar.'
8. Allah memfitrahkan manusia bersifat keluh kesah, namun bagi orang-orang yang mendirikan "sholat" dan sanggup menjaganya Insya'Allah akan terjaga, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Ma'arij Ayat 19: 'Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan "sholat", yang mereka itu melanggengkan "sholat"nya'.
9. Orang yang "sholat" harus memperdalam Aqidah dan akhlaq, terutama akhlaq kepada Allah, dan puncaknya akhlaq manusia kepada Al-Khaliq adalah selalu bersikap khusnudhan kepada Allah. Apapun yang dianugrahkan kepada manusia adalah pilihan Allah yang terbaik, sehingga kita harus bersikap Qonaah (menerima) dan harus selalu mensyukuri anugrah itu tanpa memperhitungkan besar kecilnya anugrah Allah.
sumber: www.garizunderground.blogspot.com
7. Orang-orang yang mendirikan "sholat" harus mampu dan mau meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan munkar, marah-marah yang bukan pada tempatnya sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam Surat Al-Ankabut Ayat 45: 'Sesungguhnya "sholat" itu mencegah perbuatan-perbuatan keji dan munkar.'
8. Allah memfitrahkan manusia bersifat keluh kesah, namun bagi orang-orang yang mendirikan "sholat" dan sanggup menjaganya Insya'Allah akan terjaga, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Ma'arij Ayat 19: 'Sesungguhnya manusia itu bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan "sholat", yang mereka itu melanggengkan "sholat"nya'.
9. Orang yang "sholat" harus memperdalam Aqidah dan akhlaq, terutama akhlaq kepada Allah, dan puncaknya akhlaq manusia kepada Al-Khaliq adalah selalu bersikap khusnudhan kepada Allah. Apapun yang dianugrahkan kepada manusia adalah pilihan Allah yang terbaik, sehingga kita harus bersikap Qonaah (menerima) dan harus selalu mensyukuri anugrah itu tanpa memperhitungkan besar kecilnya anugrah Allah.
sumber: www.garizunderground.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar